Dari Sapaan Penuh Maaf hingga Negeri Panzer: Ivanza Julio, Alumni MAN IC Padang Pariaman yang Lolos Ausbildung di Jerman

Padang Pariaman (MAN IC) – “Mohon maaf lahir dan batin, Pak.”Kalimat sederhana ini mungkin terdengar biasa bagi sebagian orang. Namun bagi para guru di MAN Insan Cendekia (IC) Padang Pariaman, sapaan itu menjadi ciri khas tak terlupakan dari seorang siswa bernama Ivanza Julio—sosok yang tak hanya cerdas, tetapi juga dalam beradab, dan matang dalam memaknai kehidupan.
Hari ini, nama Ivanza kembali menggema, kali ini di peta internasional. Alumni MAN IC Padang Pariaman ini dinyatakan lolos di Berufskolleg Kreis Höxter, Bad Driburg, Jerman, melalui program bergengsi Ausbildung—program pendidikan vokasi yang ketat seleksinya dan menjanjikan jenjang karier profesional di Jerman. Tak semua anak muda Indonesia mampu menembus jalur ini, dan Ivanza melakukannya dengan ketekunan, kemandirian, dan keyakinan yang luar biasa.
Setelah menamatkan pendidikan di MAN IC, Ivanza melanjutkan ke Universitas Negeri Padang (UNP), mengambil Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV). Selama kuliah, ia tidak hanya belajar tentang desain, melainkan juga mendesain jalan hidupnya sendiri. Ia membiayai kuliahnya secara mandiri, bahkan membuka usaha kafe kecil-kecilan untuk menopang kebutuhan hariannya. Kemandiriannya menjadi cermin keberanian dan visi jauh ke depan.
Jiwa kewirausahaan Ivanza sudah terlihat sejak di madrasah. Dalam ajang Cendekia Science Competition (CSC) di MAN IC, ia menjual sate dengan konsep unik: ia membeli gerobak, perlengkapan, dan bahkan membayar orang untuk menjualkannya. Ia sendiri tidak turun langsung, melainkan bertindak sebagai manajer usaha yang mengambil keuntungan dari sistem yang ia bangun. Cerdas dan strategis. Teman-teman dekatnya mengenalnya sebagai “Ponjok”—nama panggilan yang penuh kenangan. Mereka sering mengingat perkataannya, “Pandai saja tidak cukup. Maka berpandai-pandailah dalam menjalani kehidupan.”
Kini, mimpi Ivanza menembus langit Eropa semakin dekat. Segala kebutuhan administratif dan teknis untuk keberangkatannya ke Jerman telah ia selesaikan. “Tinggal satu hal lagi yang belum rampung: visa,” ucapnya. Ivanza dijadwalkan berangkat ke Jerman pada bulan Juni 2025 ini. Namun, jika pengurusan visa belum selesai tepat waktu, maka keberangkatannya kemungkinan akan diundur. Dalam kerendahan hatinya, Ivanza pun datang kembali ke tempat ia tumbuh dan dibina—MAN IC Padang Pariaman.
“Saya datang ke MAN IC untuk meminta restu ustadz dan ustadzah. Semoga keberangkatan saya ke Jerman dimudahkan oleh Allah. Tidak ada yang lebih saya harapkan selain doa dari orang-orang yang selama ini membimbing saya,” ujarnya penuh harap dan rasa hormat.
Kepala MAN Insan Cendekia Padang Pariaman, Hendrisakti Hoktovianus, S.Pd., M.Pd., menyambut Ivanza dengan hangat dan bangga. Ia menegaskan bahwa pencapaian Ivanza adalah refleksi nyata dari kekuatan pendidikan yang menyatu dengan akhlak. “Alumni MAN IC Padang Pariaman bukan hanya mampu menaklukkan kampus dalam negeri, melainkan juga kampus luar negeri. Jerman bukan sembarang negara. Di sanalah pelopor madrasah kita, Eyang B.J. Habibie—Mr. Crack—menimba ilmu dan mengukir sejarah. Kini, Ivanza Julio melanjutkan langkah itu. Ia adalah penerus semangat sang Mr. Crack,” tutur Hendri.
Menutup pernyataannya, Hendri memberikan pesan penuh makna kepada Ivanza dan seluruh alumni:
“Tuntutlah ilmu setinggi-tingginya, meskipun ke negeri seberang. Namun, jangan lupa akarmu. Pulanglah. Bangunlah kampung halaman kita, Indonesia. Tanah ini telah menanam banyak harapan pada pundak-pundak kalian.” Nda
Artikel Dari Sapaan Penuh Maaf hingga Negeri Panzer: Ivanza Julio, Alumni MAN IC Padang Pariaman yang Lolos Ausbildung di Jerman pertama kali tampil pada MAN Insan Cendekia Padang Pariaman.