Kolom

Amanah dalam Islam: Pondasi Keimanan dan Integritas

Segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam, langit, bumi dan diantara keduanya. Shalat kepada pemegang amanah kerasulan, penutup para nabi, Muhammad Al-Amin (yang amanah), serta sahabat dan yang meneladaninya hingga hari kiamat.

Islam menempatkan amanah sebagai salah satu karakter utama yang harus dimiliki oleh setiap Muslim. Amanah tidak hanya berkaitan dengan menjaga titipan secara fisik, tetapi juga mencakup tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dipercayakan kepada kita. Amanah erat kaitannya dengan ketakwaan, karena amanah adalah sesuatu yang diperhatikan oleh Allah, baik dalam hubungan dengan Allah SWT maupun sesama manusia. Lawan dari amanah adalah khianat, yaitu perbuatan yang melanggar kepercayaan dan mengingkari tanggung jawab yang telah diberikan.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
(QS. An-Nisa: 58)

Ayat ini menegaskan bahwa amanah adalah perintah langsung dari Allah SWT yang harus dijaga dengan baik. Perkara amanah tidak dapat dimain-mainkan karena Allah menyampaikan dalam ayat ini bahwa Dia mendengar dan Dia juga melihat hal yang berkaitan dengan keamanahan kita. Secara jelas ayat ini menyampaikan Allah mendengar dan melihat, dari siapa? mendengar rintihan mereka yang dikhianati dan didzalimi, Allah juga mendengar dan melihat kebaikan yang dihasilkan dari amanah tersebut.

Amanah bukan sekadar pilihan, melainkan integritas moral dari dan agama seseorang yang tidak boleh diabaikan. Seseorang yang menjaga amanah akan mendapat keberkahan, sedangkan mereka yang mengkhianatinya akan mengalami kerugian, baik di dunia maupun di akhirat.

Dalam sebuah juga hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak beriman seseorang yang tidak dapat dipercaya (tidak amanah), dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janji.” (HR. Ahmad dan Baihaqi)

Hadits ini menegaskan bahwa amanah merupakan indikator keimanan seseorang. Akar kata keimanan dan amanah adalah sama, yakni percaya, sehingga tidak beriman orang yang tidak dapat dipercaya, dan ataupun tidak dapat dipercaya orang yang tidak beriman. Seorang Muslim yang tidak dapat dipercaya telah kehilangan integritas keimanannya. Sebaliknya, menjaga amanah menunjukkan integritas iman dan ketaatannya kepada Allah SWT.

Amanah dalam Islam memiliki cakupan yang sangat luas. Di antaranya adalah amanah sebagai individu, sebagai bagian dari keluarga dengan perannya, sebagai bagian dari masyarakat dengan perannya, sebagai bagian dari kaum dan bangsa dengan perannya. Setiap amanah datang dengan kewajiban dan haknya, baik menjadi pemimpin ataupun yang dipimpin. Setiap individu, baik pemimpin maupun rakyat biasa, memiliki amanah yang bukan saja sekedar dipertanggungjawabkan tapi menentukan sejauh mana dirinya hebat mengembangkan integritas karakternya dengan sifat amanah.

Kepemimpinan adalah salah satu bentuk amanah yang paling berat. Pemimpin yang adil dan jujur akan mendapat ganjaran besar, sementara pemimpin yang mengkhianati amanah akan mendapat hukuman yang berat. Pemimpin yang adil, yang menyelesaikan kepentingan, memberikan solusi atas kesulitan kita, maka wajib ditaati, besar kecilnya. Karena sifat khianat dan fasik yang menjadi lawan dari amanah muncul dari upaya menafikan manfaat para pemimpin-pemimpin ini yang mungkin telah memberikan walaupun hanya setitik manfaat dalam kehidupan kita.

Rasulullah SAW bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Amanah erat kaitannya dengan kepemimpinnan, tetapi tidak cukup sampai disitu. Sekiranya banyak hujjah berkaitan dengan kepemimpinnan yang adil, begitu juga banyaknya kisah tentang kaum yang dzalim, yang khianat dan juga fasik. Bukankah cerita tentang kaum-kaum yang Allah murkai semua tentang kaum yang dipimpin oleh para nabi. Bagaimana para kaum tersebut tidak mampu berterimakasih selalu meminta dan meminta hingga Allah balikkan isi dunia diatas kepalanya karena tidak mau mengakui kebenaran. Semua cerita tersebut patut menjadi ibrah dalam kehidupan kita.

Amanah juga berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Seorang pedagang harus jujur dalam jual beli, seorang karyawan harus bekerja dengan penuh tanggung jawab, dan seorang pejabat harus melaksanakan tugasnya dengan integritas. Jika setiap individu menjaga amanah dalam profesinya, masyarakat akan hidup dalam dunia yang saling percaya penuh kedamaian dan ketenangan. Dalam doa sepatutnya kita berharap “Ya Allah berikanlah kehidupan yang mawaddah warahmah, yang saling bertoleransi dan kasih sayang”.

Sebaliknya, ketika amanah dikhianati, kehancuran akan terjadi. Korupsi, penipuan, dan pengkhianatan adalah bentuk nyata dari hilangnya amanah dalam suatu masyarakat. Ketika nilai-nilai amanah sudah hilang, kemana kita akan mencari dunia yang aman. Rakyat kesuIitan mencari pemimpin yang amanah, begitu juga para pemimpin kesulitan mencari rakyat yang amanah. Inilah sebabnya mengapa Islam menekankan pentingnya menjaga amanah sebagai bentuk ibadah dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Menjaga amanah juga merupakan bentuk ihsan, yaitu melakukan kebaikan yang sangat bernilai tinggi. Seorang Muslim yang bertakwa tidak hanya menjalankan ibadah ritual, tetapi juga menjadikan amanah sebagai bagian dari kehidupannya. Ia tidak akan mengambil hak orang lain, tidak akan menyebarkan fitnah, dan selalu menepati janji.

Dalam kehidupan sehari-hari, amanah bisa dilatih dengan berbagai cara, seperti menepati janji, menjaga rahasia, dan tidak berbuat curang dalam pekerjaan. Dan jika setiap individu menerapkan amanah dalam kehidupannya, maka masyarakat yang penuh kejujuran dan kepercayaan akan terbentuk. Tetapi ujian amanah adalah terjadi pada saat krisis, saat dimana godaan dunia datang bertubi-tubi ataupun cobaan yang tak henti-henti meminta kita mencari jalan pintas.

Amanah adalah pondasi dari keimanan dan integritas dalam Islam. Seseorang yang memegang teguh amanah akan dihormati di dunia dan mendapatkan balasan yang mulia di akhirat. Sebaliknya, orang yang mengkhianati amanah akan kehilangan kehormatan dan menghadapi konsekuensi yang berat, baik dimata manusia maupun dimata Allah kelak di hari perhitungan.

Semoga kita semua termasuk ke dalam golongan orang-orang yang selalu menjaga amanah dalam segala aspek kehidupan, sehingga kita menjadi hamba Allah yang dipercaya dan mendapat keberkahan dalam setiap langkah kita. Aamiin.

Artikel asli: https://darulfunun.id/learn/ibrah/20250302-amanah-dalam-islam-pondasi-keimanan-dan-integritas

Related Articles

Back to top button