Amanah Akan Dipertanyakan di Akhirat


Segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam, langit, bumi dan diantara keduanya. Shalawat serta salam kepada pemegang amanah kerasulan, penutup para nabi, Muhammad Al-Amin (yang amanah), serta sahabat dan yang meneladaninya hingga hari kiamat.
Hari kiamat adalah hari di mana semua manusia akan dimatikan kemudian kita akan dikumpulkan di Padang Mahsyar untuk menjalani perhitungan atas semua amal perbuatan kita. Tidak ada satu pun perbuatan yang akan terlewat dari pengawasan Allah SWT. Kebaikan sekecil apa pun akan diperhitungkan, begitu pula kedzaliman yang telah dilakukan. Pada hari itu, manusia tidak dapat berdalih atau bersembunyi dari keadilan Allah. Tidak dapat berkata “aku tidak tahu” atas apa-apa yang dilakukannya. Semua amanah yang pernah diberikan atau diambilnya akan ditanyakan dan harus dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya.
Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman: “Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu.” (QS. Al-Hijr: 92-93)
Ayat ini menunjukkan bahwa tidak ada satu pun amal manusia yang akan terlepas dari hisab Allah. Termasuk di dalamnya adalah amanah yang telah diberikan kepada seseorang, baik itu dalam bentuk kepemimpinan, kebijakan, harta, pekerjaan, maupun tanggung jawab sosial. Jika amanah tersebut telah dijalankan dengan baik, maka ia akan memperoleh keberuntungan. Namun, jika ia telah mengkhianatinya, maka ia akan menghadapi konsekuensi yang berat di akhirat.
Setiap amanah terkadang melahirkan kebijakan yang memberikan dampak merugikan bagi orang lain. Maka sebagai orang yang betul-betul amanah, ada upaya untuk memperbaiki ataupun meringankan dampak dari kedzaliman yang tidak disengaja itu. Upaya-upaya ini walaupun tidak akan menghapus kerugian yang sudah terjadi kita berharap dapat meringankan dari adanya upaya untuk memperbaiki hal tersebut.
Jika kita renungkan, amanah adalah sesuatu yang sangat spesial. Perkara yang akan ditanyakan secara langsung oleh Allah SWT. Ia bukan ibadah yang memiliki metode tertentu sebagaimana ibadah ritual yang mengikuti tuntunan Rasulullah SAW, tetapi merupakan amal dan tanggung jawab individu yang diperkenankan untuk diamalkan dengan kreatifitas dan inovasi yang baik untuk menyelesaikannya. Semua niat, tujuan, metode dan detail-detail kecil tentang amanah akan langsung dipertanggung jawabkan kepada Allah tanpa perantara. Orang yang menyia-nyiakan amanah, apalagi mendzalimi orang lain dengan amanah tersebut, sungguh akan merugi di akhirat. Dan Allah dan rasul-Nya ingatkan hal ini berkali-kali.
Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seorang hamba diberikan amanah oleh Allah, lalu ia meninggal dalam keadaan mengkhianati amanahnya, melainkan diharamkan baginya surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini memberikan peringatan keras bagi siapa pun yang berkhianat terhadap amanah yang telah diberikan kepadanya. Pengkhianatan terhadap amanah tidak hanya mendatangkan keburukan di dunia, tetapi juga menyebabkan kehinaan di akhirat. Betapa ruginya seseorang yang kehilangan kesempatan untuk meraih surga hanya karena ia mengabaikan tanggung jawab yang telah dipercayakan kepadanya. Apalagi orang yang berebut amanah, apakah dia bisa menjamin apa yang dilakukannya akan lebih baik? akan ada tambahan pertanyaan-pertanyaan dari kesombongannya itu.
Amanah dalam kehidupan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari amanah sebagai seorang pemimpin, pekerja, guru, pedagang, hingga amanah dalam kehidupan kita berkeluarga. Setiap amanah yang diterima bukanlah sebuah kehormatan semata, melainkan sebuah ujian besar yang akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.
Seorang pemimpin akan ditanya tentang bagaimana ia telah memimpin rakyatnya, apakah dengan keadilan ataukah dengan kezaliman. Seorang pekerja akan ditanya apakah ia telah bekerja dengan jujur ataukah berbuat curang dengan waktu kerjanya. Seorang guru akan ditanya apakah ia telah mendidik murid-muridnya dengan baik ataukah menyia-nyiakan mereka. Begitu pula seorang kepala keluarga, ia akan ditanya tentang bagaimana ia membimbing keluarganya menuju jalan yang diridhai oleh Allah.
Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. An-Nisa: 58)
Ketika seseorang melaksanakan amanah dengan baik, maka ia telah menegakkan keadilan dan menjalankan perintah Allah dengan benar. Namun, jika ia mengkhianatinya, maka ia telah berbuat zalim, baik kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain. Kezaliman dalam amanah akan berujung pada hilangnya keberkahan dalam hidup dan azab di akhirat.
Seseorang yang berkhianat dalam amanah bukan hanya mencelakai dirinya sendiri, tetapi juga menyebabkan kehancuran bagi masyarakat. Korupsi, penipuan, dan ketidakadilan dalam dunia kerja adalah bentuk nyata dari pengkhianatan terhadap amanah. Jika pengkhianatan ini dibiarkan, maka kepercayaan akan runtuh, keadilan akan sirna, dan masyarakat akan hidup dalam penderitaan.
Rasulullah SAW bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menegaskan bahwa siapa pun yang memiliki tanggung jawab terhadap orang lain, baik dalam skala kecil maupun besar, akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Tidak ada yang dapat lari dari pertanyaan Allah. Oleh karena itu, seorang Muslim yang beriman harus selalu sadar bahwa amanah bukanlah sekadar kepercayaan dari manusia, tetapi juga ujian dari Allah SWT.
Orang yang menjaga amanah dengan baik akan memperoleh keberkahan dalam hidupnya. Allah akan memberinya ketenangan hati, kemudahan dalam urusan dunia, dan kebahagiaan di akhirat. Sebaliknya, orang yang mengkhianati amanah akan kehilangan keberkahan dalam hidupnya. Ia mungkin terlihat sukses di dunia, tetapi pada hakikatnya ia telah merugi karena harus mempertanggungjawabkan setiap pengkhianatan yang telah ia lakukan kelak di hari perhitungan.
Oleh karena itu, setiap Muslim harus berhati-hati dalam menjalankan amanah yang telah diberikan kepadanya. Jangan sampai amanah yang seharusnya menjadi jalan menuju keberkahan justru menjadi sebab kehancuran di dunia dan akhirat. Semoga Allah SWT menjadikan kita semua sebagai hamba-hamba-Nya yang selalu menjaga amanah dan menjauhi segala bentuk pengkhianatan. Aamiin.
Artikel asli: https://darulfunun.id/learn/ibrah/20250306-amanah-akan-dipertanyakan-di-akhirat