Melangkah Yakin Dalam Kemenangan
𝐵𝑒𝑦 𝐴𝑏𝑑𝑢𝑙𝑙𝑎ℎ
Dalam menelusuri perjalanan sirah nabi ada kalanya kita terkesima dengan ujian-ujian berat yang dihadapinya. Misalkan saja cerita tentang tahun kesedihan meninggalnya Abu Thalib, kemudian tidak sampai disitu dilanjutkan dalam beberapa waktu yang berdekatan dengan meninggalnya Khadijah. Kehilangan perlindungan Bani Hasyim yang kemudian nabi meminta perlindungan ke Thaif, yang kemudian justru yang didapatkan pengusiran bahkan dikejar-kejar seperti maling ayam (kira-kira), yang kemudian bersembunyi di kebun kurma. Tapi semua ini tidak menggoyahkannya keyakinannya terhadap kebenaran,
Meyakini kebenaran tidak lah mudah, dengan segala ujian dan cobaannya. Hal yang paling berat menghadapinya adalah fitnah dan desas desus yang berbisik kemana-mana. Sekiranya hanya satu tantangan berduel tentu akan mudah diselesaikan, tetapi fitnah dan desas desus adalah hal yang sulit untuk dihadapi, sehingga Allah (swt) memberikan hukuman khusus terhadap pelakunya. Desas desus bergerak pengecut dalam kegelapan, satu-satunya cara menghadapinya adalah teguh dalam keyakinan dan kebenaran yang hakiki. Hanya dengan keyakinan seperti itu kemenangan yang hakiki bisa diraih.
Menjadi pertanyaan, darimanakah datangnya tenaga tanpa henti dan keyakinan untuk dapat seteguh para nabi dan hamba-hamba yang shalih?
Konsep kemenangan ataupun kegemilangan yang ditawarkan oleh Islam sedikit berbeda dengan apa yang secara umum masyarakat kita pahami. Kemenangan bukanlah berdiri menjadi yang pertama, menjadi tokoh, ataupun memperebutkan sesuatu, ini adalah kemenangan picisan yang hanya dikejar oleh manusia-manusia yang tidak selesai lagi dengan dunianya, seperti juga kanak-kanak yang masih suka riang bermain. Yang disebut kemenangan hakiki adalah kemenangan yang nyata berupa keridhaan Allah (swt) dan surga firdausnya.
إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُّبِينًا
لِّيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِن ذَنبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُّسْتَقِيمًا
يَنصُرَكَ اللَّهُ نَصْرًا عَزِيزًا
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, (1) supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus, (2) dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak). (3)”
(QS Al-Fath : 1-3)
Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah harus seperti apa dan jalan yang bagaimana yang harus ditempuh untuk memperoleh kemenangan tersebut?
Kemenangan adalah buah dari keyakinan (keimanan), usaha dan tempaan yang dialami sepanjang perjalanan. Setiap tantangan yang dihadapi, setiap rintangan yang diatasi, adalah suatu tempaan yang membuat jiwa raga menjadi lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih matang. Ini adalah proses alami yang harus dilalui oleh siapapun yang ingin mencapai kemenangan dan kesuksesan. Selain itu kemenangan juga diperoleh dari pembelajaran dan pemahaman yang kuat akan kebenaran, yang mana amal yang menghantar kan kita lebih dekat dengan kemenangan hakiki, yang mana amal yang justru menjerumuskan kita dalam kesia-siaan.
Kemenangan yang dijanjikan Allah kepada para nabi dan orang-orang shalih sebanding dengan lika-liku cobaan yang dihadapinya. Maka, kekuatan utama untuk mendapatkan kemenangan adalah kekuatan keimanan terhadap kebenaran. Kuatnya iman seseorang tercermin dari kerasnya pendirian, kuatnya kemauan, hati yang tabah dan tidak mudah menyerah. Yang kesemua itu diarahkan untuk bersandar pada kebenaran yang hakiki yang diajarkan oleh Allah dan rasul-Nya, dan tidak mudah digoyahkan oleh ambisi dan hawa nafsu duniawi.
Untuk dapat berusaha mencapai kemenangan hakiki, diperlukan keimanan dan keyakinan yang tak mudah digoyahkan. Keyakinan ini harus dipastikan berlabuh pada kebenaran dan dan juga berakar pada pemahaman yang mendalam terhadap keilmuan (agama) dan keteraturan alam semesta yang telah diciptakan oleh Tuhan. Itulah mengapa pendidikan dan menuntut ilmu menjadi sangat penting dalam membentuk dasar keyakinan tersebut. Ilmu memberikan kita peta dan arah dalam menjalani hidup; mengajarkan kita cara berpikir, bertindak, dan percaya pada proses yang dilakukan dengan cara yang benar.
اَللَّهُمَّ فَقِّنَّ فِي الدِّيْنِ وَعَلِّمْنَّ التَّأْوِيْلَ
“Ya Allah, berilah kefahaman kepada kami dalam urusan agama dan ajarkan kami takwil (al-Quran).”
Kunci untuk menguatkan keyakinan dan keimanan ini ini adalah melalui pendekatan terhadap ilmu dengan sikap yang benar; bukan hanya sekedar mengejar pengetahuan, tapi juga berpegang teguh pada kebenaran yang di yakini dalam kehidupan sehari-hari. Hanya dengan ini teori-teori pembelajaran yang diserap oleh akal bisa menjadi sikap dan keyakinan yang kuat. Kuatnya godaan untuk berpaling pada sikap dan meremehkan cobaan hanya akan kembali pada melemahnya keyakinan kita.
Dalam setiap usaha dan proses, penting untuk selalu mengingat bahwa tidak ada yang instan. Seperti air yang menitik pelan-pelan mampu melubangi batu, begitu juga usaha yang konsisten dan keyakinan yang kuat akan membawa kita kepada kemenangan. Ini adalah proses yang membutuhkan waktu, tenaga, dan dedikasi.
Selain itu, kemenangan juga membutuhkan visi yang jelas tentang apa yang ingin dicapai. Tanpa visi, usaha yang dilakukan akan menjadi sia-sia karena tidak tentu arah yang ingin dituju. Visi akan kebenaran menjadi bintang pemandu dalam setiap langkah yang diambil, memberi motivasi untuk terus bergerak dan mempersiapkan jalan untuk melangkah kedepan.
Adapun dalam perjalanan dan proses, tidak jarang akan ada banyak menghadapi kegagalan. Namun, kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan bagian dari proses dan pembelajaran. Dengan keyakinan yang kuat dan visi yang jelas, manusia harus bangkit dari setiap kegagalan, mengambil pelajaran dari setiap kesalahan, dan melangkah lagi dengan persiapan yang lebih matang. Berprasangka baik terhadap ujian dan cobaan untuk menempa potensi yang ada.
Maka, penting untuk selalu melakukan refleksi dan mengevaluasi diri. Melalui refleksi ini, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diperlukan, memahami apa-apa yang sudah dilakukan dengan cara yang benar ataupun apa yang dilakukan dengan cara yang salah, dan yang mana diperlukan untuk menjadi perbaikan. Hal ini menentukan langkah apa yang harus diambil selanjutnya.
Akhirnya, kemenangan adalah untuk mereka yang yakin akan kebenaran, mereka yang penuh dengan keimanan. Dengan usaha yang konsisten, keyakinan yang kuat, berpegang pada kebenaran hakiki dan pembelajaran dari setiap tempaan, apapun insyaallah bisa dilalui. Semoga Allah berikan kita hidayah menjemput kemenangan dalam jalan yang diridhai-Nya.
Artikel asli: https://darulfunun.id/learn/ibrah/20240409-melangkah-yakin-dalam-kemenangan