Kolom

Teladan Sahabat Nabi dalam Mengelola Umat

Segala puji bagi Allah, tuhan Yang Maha Adil, yang menetapkan dengan sempurna kebaikan dalam setiap takdir-Nya. Shalawat serta salam kepada pemimpin yang adil, penutup para nabi, Muhammad SAW, serta sahabat dan yang meneladaninya hingga hari kiamat.

Setiap nabi-nabi memiliki sahabat yang mendampingi perjuangannya dalam menegakkan risalah Allah SWT. Dalam bahasa Inggris, mereka dikenal sebagai apostles atau pengikut setia yang membantu menyebarkan ajaran Allah. Yang paling dikenal di dunia barat adalah Nabi Isa dengan 12 pengikutnya, twelve apostles. Bagaimana dengan nabi kita? Nabi Muhammad SAW sendiri adalah nabi yang memiliki pengikut paling banyak dibandingkan dengan nabi-nabi sebelumnya. Tidak hanya itu, beliau juga memiliki paling banyak sahabat yang setia mendampingi perjuangannya disaat beliau hidup.

Dalam satu hadits disebutkan: “Abu Bakar di surga, Umar di surga, Utsman di surga, Ali di surga, Thalhah di surga, Az-Zubair di surga, ‘Abdur-Rahman bin ‘Auf di surga, Sa`ad bin Abī Waqqās di surga, Sa’id bin Zaid di surga, Abu Ubaidah bin al-Jarrah di surga”. (HR. Ahmad, Tirmidzi dan An-Nasai).

Dari hadits diatas ada 10 sahabat nabi yang dijamin masuk surga, yang tentunya sesuai dengan amalannya yang tidak menyelisihi Allah dan rasul-Nya. Abu Zur‘ah al-Razi mengatakan jumlah sahabat sewaktu Nabi hidup berjumlah 114.000 orang.

Nabi Musa AS sendiri pernah berdoa kepada Allah SWT untuk meminta seorang sahabat dan kawan seperjuangan dalam menyampaikan risalah-Nya. Allah SWT mengabulkan permintaan tersebut dan menjadikan Harun, saudaranya, sebagai pendamping dan pembantu dalam dakwah. Hal ini menunjukkan bahwa perjuangan menegakkan agama Allah memerlukan orang-orang terpercaya yang siap berkorban dan mendukung perjuangan pemimpinnya.

Di antara para sahabat Nabi Muhammad SAW, terdapat empat orang yang paling dekat dan mendapat amanah untuk memimpin umat Islam setelah wafatnya Rasulullah. Mereka adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Mereka dikenalkan oleh para ulama dengan sebutan Khulafaur Rasyidin, yang bermaksud manusia yang diberi petunjuk oleh Allah dalam mengelola umat. Keempatnya adalah pemimpin yang amanah, adil, dan penuh kebijaksanaan dalam mengelola umat Islam. Yang hingga kematiannya umat bersaksi atas integritas amanahnya.

Tidak ada yang memungkiri kehebatan Umar bin Khattab dalam kepemimpinan dan ketegasannya dalam menegakkan hukum Islam. Namun, Umar sendiri mengakui bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah orang yang paling dipercaya oleh Rasulullah SAW semasa hidupnya. Umar pernah berkata, “Tidak ada seorang pun yang mendahului Abu Bakar dalam kebajikan.” Abu Bakar adalah pemimpin pertama setelah Rasulullah SAW, dan ia mengelola umat dengan penuh kesabaran, keadilan, dan pengorbanan.

Para sahabat memahami bahwa kepemimpinan bukan sekadar jabatan atau kehormatan, melainkan amanah besar yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Mereka menyadari bahwa mengelola umat Islam bukan sekadar mencari kejayaan seperti Persia dan Romawi, tetapi bagaimana memastikan umat ini hidup dengan nilai-nilai Islam yang sejati.

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran: “Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami, selama mereka sabar dan mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. As-Sajdah: 24)

Ayat ini menegaskan bahwa pemimpin yang benar adalah mereka yang memberi petunjuk kepada umat sesuai dengan perintah Allah, serta memiliki kesabaran dan keimanan yang kokoh. Para sahabat adalah contoh nyata dari pemimpin yang menjalankan amanah ini dengan sempurna.

Mereka tidak hanya memimpin dengan keadilan, tetapi juga dengan penuh ketakwaan dan kasih sayang kepada umat. Abu Bakar, misalnya, tetap menjalani hidup dengan kesederhanaan meskipun menjadi khalifah. Ia tidak menggunakan harta umat untuk kepentingan pribadinya dan selalu memastikan bahwa kebutuhan kaum Muslimin terpenuhi sebelum dirinya sendiri.

Umar bin Khattab juga dikenal sebagai pemimpin yang sangat peduli terhadap rakyatnya. Ia sering berkeliling di malam hari untuk memastikan bahwa tidak ada rakyatnya yang kelaparan. Beliau pernah berkata, “Jika ada seekor keledai yang tersandung di Irak, aku takut akan ditanya oleh Allah mengapa aku tidak meratakan jalannya.” Ini menunjukkan betapa besarnya tanggung jawab yang dirasakan oleh seorang pemimpin sejati dalam Islam.

Utsman bin Affan dikenal sebagai pemimpin yang dermawan dan penuh kelembutan. Beliau menggunakan hartanya untuk kepentingan umat, seperti membeli sumur dan tanah untuk kepentingan masyarakat. Sementara itu, Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai pemimpin yang cerdas dan penuh hikmah dalam menyelesaikan permasalahan umat.

Keempat sahabat ini memimpin dengan hati yang bersih dan niat yang ikhlas hanya karena Allah. Mereka tidak mencari kekayaan atau kemegahan dunia, tetapi hanya ingin menegakkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan umat. Oleh karena itu, di masa kepemimpinan mereka, Islam berkembang pesat dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

Allah SWT berfirman: “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi…” (QS. Al-A’raf: 96)

Ayat ini menunjukkan bahwa umat yang hidup dengan nilai-nilai Islam akan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Berkah ini bukan hanya berupa kekayaan materi, tetapi juga ketenteraman jiwa, keadilan sosial, dan kehidupan yang harmonis dalam masyarakat.

Sebagai umat Islam, kita patut mengambil teladan dari para sahabat dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam hal kepemimpinan dan tanggung jawab sosial. Seorang pemimpin, baik dalam skala kecil seperti keluarga maupun dalam skala besar seperti negara, harus meneladani prinsip-prinsip yang para sahabat nabi ini terapkan dalam mengelola umat.

Semoga kita semua bisa mengikuti jejak mereka dalam menjalani kehidupan yang penuh keberkahan dan menjadikan kepemimpinan sebagai sarana untuk menegakkan keadilan, kebenaran, dan kemaslahatan umat. Aamiin.

Artikel asli: https://darulfunun.id/learn/ibrah/20250315-teladan-sahabat-nabi-dalam-mengelola-umat

Related Articles

Back to top button
Telegram Channel
Insancendekia GRAK