Kolom

Ramadhan (28): Mengukur Ramadhan Kita

Bismillahirrahmanirrahim,

Menyoroti pentingnya nilai Ramadhan bagi kita, perlu rasanya bagaimana kita menilai sejauh mana berhasil dalam memanfaatkan bulan suci Ramadhan untuk meningkatkan kualitas ibadah dan keimanan kita. Beberapa indikator dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil Ramadhan kita.

Salah satu indikator yang menunjukkan hasil Ramadhan kita adalah ketekunan dan ketawadhuan kita dalam menjalankan ibadah-ibadah sunnah, seperti salat tarawih, tahajjud, dan berdzikir. Semakin sering kita melaksanakan ibadah ini, tentu semakin baik dan puas kita dengan pencapaian Ramadhan kita. Semakin kita berharap kepada Allah atas semua hal, semakin kita merasakan cahaya-cahaya ketaqwaan mulai mengisi hati kita.

Kemajuan dalam membaca dan memahami Al-Qur’an juga menunjukkan sejauh mana kita berhasil dalam memanfaatkan Ramadhan. Bacaan yang terputus-putus, sudahkah lebih lancar kali ini. Pemaknaan yang kosong, apakah telah terisi kali ini. Menyelesaikan khatam Al-Qur’an dan merenungkan maknanya menunjukkan Ramadhan telah memberikan hasil yang positif dari ibadah kita selama bulan suci.

Derajat kedermawanan dan kepedulian kita terhadap sesama juga mencerminkan hasil Ramadhan kita. Semakin sering kita berzakat, bersedekah, dan membantu orang yang membutuhkan, semakin baik hasil yang kita peroleh selama Ramadhan. Jika menyisihkan harta itu belum dapat dilakukan, setidaknya rasa empati dan simpati sudah mulai tumbuh merambat dalam setiap niatan amal perbuatan kita. Kata-kata yang melunak, dan tegura-teguran yang lebih bersahabat menjadi upaya yang akan kita perbaiki seiring waktu.

Ketaatan dan kesungguhan dalam menjalankan puasa merupakan indikator penting dalam mengukur hasil Ramadhan kita. Menjalani puasa dengan tulus dan penuh kesabaran menunjukkan bahwa kita telah berhasil menghargai nilai Ramadhan. Adakah kita beranggapan puasa ini adalah satu beban bagi aktifitas kita, ataupun kita merasa menjadi hiperaktif dengan segala kegiatan di bulan ini, yang juga tidak memberikan nilai lebih dari upaya kita untuk bersikap pasrah dan rendah diri dengan ketidakberdayaan dan batasan-batasan yang semakin ketat selama Ramadhan ini.

Perubahan positif dalam karakter dan perilaku kita juga mencerminkan hasil Ramadhan yang kita jalani. Jika kita mampu mengendalikan hawa nafsu, menahan amarah, dan menjaga lisan, maka kita telah meraih kemajuan yang signifikan selama bulan suci. Konsistensi dalam beribadah selama Ramadhan menunjukkan hasil yang baik dalam menjalani bulan suci ini. Ketika kita tetap istiqamah dalam beribadah meskipun menghadapi tantangan, kita bisa yakin bahwa hasil Ramadhan kita sesuai dengan harapan.

Kedamaian dan ketenangan hati yang dirasakan selama Ramadhan menjadi bukti hasil ibadah kita. Ketika kita merasa lebih sabar dan tawakal dalam menghadapi kehidupan, itu menunjukkan bahwa Ramadhan telah memberikan dampak positif pada diri kita. Kepedulian kita terhadap keluarga, saudara, dan teman-teman juga menjadi indikator dalam mengukur hasil Ramadhan kita. Semakin harmonis hubungan kita dengan orang-orang di sekitar, semakin baik hasil Ramadhan yang kita raih.

Perayaan Idul Fitri pada puncaknya menjadi momen untuk menilai hasil Ramadhan kita. Kebahagiaan dan rasa syukur yang kita rasakan setelah berhasil menjalankan ibadah puasa dan amalan lainnya selama Ramadhan menunjukkan bahwa usaha keras kita dalam beribadah telah membuahkan hasil yang positif.

Mengukur hasil Ramadhan kita bukanlah tentang menghitung jumlah ibadah yang telah kita lakukan, melainkan tentang merenungi perubahan positif dalam diri kita. Semoga kita semua bisa menjadikan Ramadhan sebagai momentum untuk terus meningkatkan keimanan dan takwa kita, sehingga kita meraih hasil terbaik dari bulan suci ini dan mendapatkan keberkahan serta ampunan Allah SWT.

Wallahu’alam

Artikel asli: https://darulfunun.id/learn/ibrah/20230419-ramadhan-28-mengukur-ramadhan-kita

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button