Tingkatkan Kompetensi, Tujuh Guru MAN IC Lamtim Ikuti Pelatihan KTI Angkatan 1

MAN ICLT (Humas) — Untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun karya tulis ilmiah sebagai bagian dari pengembangan profesionalisme pendidik, sebanyak tujuh guru MAN Insan Cendekia (IC) Lampung Timur mengikuti kegiatan Pelatihan Di Wilayah Kerja (PDWK) Karya Tulis Ilmiah Angkatan I. Kegiatan ini terselenggara atas Kerjasama Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lampung Timur dengan Loka Diklat Keagamaan Bandar Lampung, dengan menghadirkan narasumber profesional yang berpengalaman dan berkompeten di bidangnya yakni Dra. Nelly Nurmelly, M.M dan Elsy Zuriyani, S.Si., M.Pd., Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Palembang.

Pelatihan ini diikuti oleh 40 peserta terdiri dari Pengawas Madrasah Kemenag Lampung Timur sebanyak 10 orang, MAN 1 Lamtim 4 orang, MAN IC Lamtim 7 orang, MTsS Lamtim 3 orang, MTsN 1 Lamtim 8 orang dan MTsN2 Lamtim 8 orang.
Kegiatan diselenggarakan dalam dua tahap, yaitu tahap daring dan luring. Tahap daring dilaksanakan mulai hari Senin, 21 April hingga Kamis, 24 April 2025. Sementara tahap luring dijadwalkan pada tanggal 28 hingga 30 April 2025, bertempat di MTs Negeri 1 Lampung Timur yang beralamat di Jl. Ki Hajar Dewantara, Banjar Rejo, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur.

Adapun tujuh guru MAN IC Lamtim yang mengikuti diklat ini adalah Nurlaili (Guru Kimia), Anodya Yudhistira (Guru Matematika), Ery Santosa (Guru Biologi), Royana Mukorobin (Guru Bahasa Inggris), Rolinda Dwi Saputri (Guru Bimbingan Konseling), Ridwan Sururi (Guru Fikih) dan Rahmat Widodo (Guru Akidah Akhlak).
Dalam pelatihan ini peserta mendapatkan materi seputar Sistematika Karya Tulis Ilmiah dan Tata Bahasa Indonesia dalam Penyusunan KTI, Teknik Analisis Data, Penyusunan Karya Tulis Ilmiah, Media Publikasi dan materi penting lainnya.

Dra. Nelly Nurmelly, M.M., selaku pemateri dari Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Palembang menyampaikan bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) memiliki peran yang sangat strategis bagi guru.
‘’Guru tidak hanya dituntut untuk mengajar, tetapi juga harus mampu menulis karya ilmiah sebagai bentuk refleksi dan pengembangan profesionalisme. Melalui penulisan karya ilmiah, guru dapat mendokumentasikan pengalaman mengajarnya, menganalisis permasalahan yang dihadapi di kelas, serta menyusun solusi berbasis data dan kajian ilmiah. Ini bukan hanya kewajiban administratif, tetapi juga bagian dari upaya peningkatan kualitas diri dan mutu pendidikan secara keseluruhan,’’ ujarnnya.

Ridwan Sururi, M.Pd., salah satu perwakilan MAN IC Lamtim berharap melalui pelatihan ini guru mampu menghasilkan karya-karya ilmiah yang bisa memberikan kontribusi nyata dalam dunia pendidikan.
‘’Pelatihan ini merupakan momentum berharga bagi para guru madrasah untuk mengasah kompetensi dan keterampilan, dalam rangka memperdalam pengetahuan yang mendukung penciptaan serta pengembangan karya tulis ilmiah yang bermutu. Dengan keikutsertaan dalam diklat ini, para guru MAN IC Lamtim diharapkan mampu menghasilkan karya-karya ilmiah yang tidak hanya memenuhi syarat administratif, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam dunia Pendidikan,’’harapnya
(Wid/Tim Humas)