Oleh: Bey Abdullah
STEM adalah singkatan dari Science, Technology, Engineering, dan Mathematics, sebuah pendekatan pendidikan yang fokus pada pengembangan keahlian dalam ilmu sains, teknologi, teknik, dan matematika. Tujuan utama dari pendekatan ini adalah mencetak individu yang mampu berpikir kritis, analitis, dan kreatif dalam menghadapi tantangan global dan revolusi industri 4.0. Prioritas terhadap STEM menjadi sangat penting karena bidang ini menjadi landasan untuk inovasi dan kemajuan di berbagai sektor, mulai dari kesehatan hingga energi dan lingkungan. Dalam era digital yang terus berkembang, pemahaman dan keahlian di bidang STEM menjadi hal yang krusial.
Penerapan STEM biasanya lebih intensif di tingkat pendidikan tinggi, di mana mahasiswa mulai dikenalkan dengan metode berpikir yang ilmiah dan empiris. Pendidikan STEM di perguruan tinggi mengarahkan mahasiswa untuk terlibat dalam penelitian, eksperimen, dan analisis data untuk memecahkan masalah-masalah nyata. Dengan pendekatan ini, mahasiswa dilatih untuk mencari solusi berbasis bukti, yang penting untuk menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompleks dan dinamis. Dalam perkembangannya kini pendekatan STEM juga mulai diaplikasikan di setiap jenjang pendidikan dari pendidikan awal (PAUD), Sekolah Dasar hingga Menengah.
Dalam beberapa dekade terakhir, sistem pendidikan Islam juga mengalami banyak perkembangan untuk menghadapi kebutuhan zaman yang semakin kompleks. Jika dulu pendidikan Islam lebih berfokus pada ilmu-ilmu keagamaan seperti fardhuain, fikih dan tafsir, kini institusi-institusi pendidikan Islam mulai mengintegrasikan ilmu-ilmu empiris seperti matematika, biologi, dan fisika dalam kurikulumnya. Hal ini tidak hanya untuk melahirkan generasi yang paham agama, tetapi juga memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk berkontribusi dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan.
Islam pada dasarnya sangat mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak ayat dalam al-Quran yang memotivasi manusia untuk berpikir, mengamati, dan memahami alam sebagai tanda kebesaran Allah. Dalam Surah Al-Mulk ayat 15, misalnya, Allah SWT berfirman agar manusia “menjelajah di bumi dan mencari rizki,” yang menunjukkan bahwa Islam mendorong pengetahuan dan inovasi. Maka pendekatan STEM dengan demikian sejalan dengan ajaran Islam yang mengakui pentingnya ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia.
Pendidikan Islam yang mengintegrasikan pendekatan STEM dapat memberikan siswa pemahaman yang komprehensif. Dengan menggabungkan mata pelajaran agama dan ilmu pengetahuan modern, siswa diharapkan dapat melihat dunia dari perspektif yang lebih holistik. Misalnya, konsep-konsep matematika atau ilmu alam dapat dihubungkan dengan ayat-ayat al-Quran yang berbicara tentang alam semesta dan penciptaan. Ini akan menumbuhkan rasa takjub terhadap kebesaran Allah sekaligus meningkatkan minat siswa terhadap ilmu pengetahuan.
Pendekatan STEM juga mengembangkan nalar intuitif dan rasional, menjadikan pemahaman akan agama dan pengamalannya bersifat intelektual akademis berdasarkan nash dan literatur, juga rasional menggunakan pertimbangan-pertimbangan intuisi akal. Hal ini menjadikan pemahaman agama memiliki dasar yang kuat dan pertimbangan yang matang dalam menghadapi persoalan-persoalan yang saat ini semakin kompleks.
Beberapa institusi pendidikan Islam modern di Indonesia telah mulai menerapkan pendekatan ini, mengintegrasikan bahasa asing dan teknologi sebagai bagian dari kurikulum. Salah satu contoh yang paling awal adalah Sumatera Thawalib dan Darulfunun, yang didirikan pada tahun 1920-an. Institusi ini tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga pelajaran umum, termasuk bahasa asing dan ilmu pengetahuan. Langkah ini menjadi awal dari upaya modernisasi pendidikan Islam di Indonesia.
Pondok Modern Darussalam Gontor dan juga sekolah-sekolah Muhammadiyah Nahdatul Ulama juga merupakan salah satu pelopor dalam pendidikan Islam yang menggabungkan pengajaran agama dengan pendidikan umum. Gontor memanfaatkan bahasa Arab dan Inggris sebagai bahasa pengantar, serta memasukkan ilmu sosial dan ilmu alam dalam kurikulumnya. Pendekatan ini menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki pemahaman agama yang mendalam, tetapi juga memiliki keterampilan yang relevan untuk menghadapi dunia modern. Muhammadiyah dengan tata kelola administratifnya yang rapi dan juga Nahdatul Ulama dengan fokusnya pada kitab-kitab klasik dengan pendekatan yang modern.
Kemudian munculnya konsep madrasah yang mengedepankan sains dan teknologi juga semakin memperkaya pendidikan Islam di Indonesia. Salah satu contoh terbaik adalah Sekolah Menengah Insan Cendekia, yang didirikan oleh B.J. Habibie. Sekolah ini menggabungkan kurikulum agama dan ilmu pengetahuan alam dengan pendekatan serupa dengan STEM, menjadikannya salah satu sekolah unggulan yang memprioritaskan pendidikan sains dan teknologi. Insan Cendekia bertujuan untuk mencetak generasi yang unggul dalam ilmu pengetahuan tanpa mengabaikan nilai-nilai keislaman.
Integrasi pendidikan berbasis STEM di institusi Islam membuka jalan bagi siswa untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia yang terus berubah. Di sekolah-sekolah seperti ini, siswa diajarkan keterampilan yang tidak hanya akademis tetapi juga aplikatif. Mereka belajar bagaimana teknologi dapat membantu menyelesaikan masalah-masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan, sesuai dengan nilai-nilai Islam yang mendorong kemajuan dan inovasi demi kemaslahatan umat.
Penerapan STEM dalam pendidikan Islam juga mendorong munculnya pemikiran kritis dan inovatif. Dengan diajarkan untuk mengobservasi, bereksperimen, dan menganalisis, siswa didorong untuk tidak hanya menerima pengetahuan, tetapi juga mempertanyakan dan mengeksplorasi ilmu yang mereka pelajari. Ini membentuk pola pikir yang mandiri dan adaptif, yang sangat diperlukan dalam menghadapi era globalisasi yang penuh tantangan.
Di tingkat pendidikan formal seperti madrasah, penerapan STEM memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar mengintegrasikan keilmuan agama dengan pendekatan ilmiah. Dengan adanya konsep tahfiz al-Quran yang disandingkan dengan sains, misalnya, siswa belajar memahami al-Quran dalam konteks sains modern. Ini menjadi pendekatan yang kaya akan nilai, di mana siswa tidak hanya menghafal teks, tetapi juga memaknai isinya dalam perspektif yang lebih luas.
Institusi pendidikan Islam yang mengedepankan teknologi modern juga telah mempersiapkan siswa untuk bersaing di panggung global. Misalnya, penggunaan laboratorium sains, teknologi informasi, dan aplikasi digital dalam pembelajaran membuat siswa lebih terbiasa dengan perkembangan terkini. Hal ini tidak hanya meningkatkan daya saing mereka di bidang akademik, tetapi juga memperkuat keimanan mereka karena ilmu pengetahuan dianggap sebagai sarana untuk memahami kebesaran Allah.
Dengan mengintegrasikan STEM dalam pendidikan Islam, terjadi perubahan pola pikir yang signifikan yang berpengaruh pada pengembangan sumber daya manusia unggul. Generasi yang dididik dengan konsep ini diharapkan mampu berpikir analitis, kritis, dan solutif, yang sangat diperlukan di tengah-tengah masyarakat modern. Pendidikan Islam yang menyertakan STEM akan menghasilkan generasi yang siap memberikan kontribusi positif pada masyarakat, serta mampu memadukan antara pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan sebagai modal untuk mencapai kesuksesan dunia dan akhirat.
Artikel asli: https://perguruandarulfunun.id/20241118-pendekatan-stem-dalam-pendidikan-islam