Frederic Gros, pemikir terkemuka Prancis,menulis buku Philosophy of Walking (Filosofi Jalan Kaki). Philosophy of Walking menjadi buku terlaris di Perancis.
Di bukunya itu, penulis berusia 55 tahun itu menulis jika berapa filsuf melihat berjalan sebagai sesuatu yang penting dalam hidup mereka. Nerval berjalan sambil mengoceh untuk menyembuhkan kemurungannya. Immanuel Kant berjalan menyusuri kota kelahirannya setiap hari untuk menghindari stress.
Mungkin Frederic belum mengenal Islam. Mungkin ia belum pernah membaca kebiasaan Nabi Muhammad صلعم berjalan kaki? Atau tentang hadits Nabi صلعم yang mengajarkan jika sedang marah, maka pindahlah posisi duduk. Pindah posisi itu tentu tidak dimaknai secara sempit, tapi dapat dalam arti luas,yaitu berjalan kaki.
Frederic sepertinya juga belum kenal Ali Bin Abi Thalib, seorang sahabat Nabi صلعم yang terkenal cerdas itu berjalan kaki seorang diri saat hijrah ke Madinah hingga kakinya berlumuran darah. Rasulullah صلعم turut mengobati luka sahabat tercinta beliau itu.
Tapi, dari buku Frederic ini kita belajar banyak hal. Betapa banyak sunnah Rasulullah صلعم yang terkadang biasa-biasa saja di mata kita, tetapi ternyata itu luar biasa.Tiba-tiba saya teringat saudara-saudara saya yang berhimpun dalam kerja dakwah. Mereka dijuluki dengan sebutan Jamaah Tabligh.
Mereka membiasakan berjalan kaki saat mengunjungi tempat tertentu. Bukan karena tak ada biaya transportasi, tapi mereka merasakan kenikmatan dalam berjalan kaki. Bahkan sesungguhnya kenikmatan dalam meniru kebiasaan Rasulullah صلعم.
Frediric berjasa di mata masyarakat Peracis ketika mengajarkan cara melihat jalan kaki dengan cara yang berbeda, yaitu “Letakan satu kaki di depan kaki yang lain dan ribuan ide serta petualangan akan menanti di depan Anda!”
Bagi saya, Frediric tanpa ia sadari telah memperkenalkan diantara mutiara sunnah Rasulllah صلعم kepada warga Prancis yang dilanda virus phobia terhadap Islam.