Mu’allimin, Bantul – Selasa, (14/01) bertempat di Kampus Terpadu Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah, Kader Tingkat IV menggelar Opening Ceremony Milad SKM ke-100. SKM merupakan Sinar Kaum Muhammadiyah sebagai cikal bakal berdirinya IPM yang sampai saat ini masih eksis di Indonesia.
Sebagai sekolah kader persyarikatan Muhammadiyah sejak 1918, Mu’allimin hingga saat ini turut merawat Sejarah dalam perayaan cikal bakal berdirinya IPM itu. Milad SKM Tahun 2025 memasuki usia ke-100 dengan mengusung tema “Kemilau Harmoni Keberagaman Berpadu Bangkitkan Kader Abadi Berkemajuan Membawa Bahtera Menuju Langkah Baru”.
Konsep logo Milad SKM ke-100 yakni “Bunga Dinamika Budaya Nusantara” yang dimana dibelakang logo SKM terdapat satu keris dan kelopak bunga raflesia yang mengelilingi logo. Menurut panitia, keris yang dikelilingi sinar melambangkan filosofi semangat juang pahlawan yang seharusnya dilanjutkan oleh para pemuda dalam mencerahkan kehidupan masa sekarang yang ada pada era globalisasi, kemudian adanya kelopak bunga raflesia melambangkan bunga langka di Indonesia sebagai symbol keindahan dari dinamika kebudayaan yang beragam, selain itu pada bagian bawah terdapat mega mendung yang melambangkan dinamis dan terbuka dan terpadat daun berjumlah enam yang melambangkan jiwa untuk selalu berkembang dan terpatri di dalam jiwa para kader SKM dengan dibekali Rukun Iman.
Kegiatan yang berlangsung pada malam hari itu, dihadiri oleh seluruh civitas yang hadir secara daring dan luring. Kegiatan diawali oleh sambutan ketua panitia SKM ke-100, ketua PR IPM Mu’allimin dan sambutan Direktur Mu’allimin dilanjutkan pemotongan tumpeng dan penampilan seni para siswa yang mengusung tema beberapa seni budaya yang ada di Indonesia.
Dalam sambutannya, Direktur Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, H Aly Aulia Lc MHum sampaikan jika Sinar Kaum Muhammadiyah (SKM) dibentuk sebagai wadah mengekspresikan lahirnya kader yang berilmu amaliyah dan beramal ilmiah.
“Banyak pada saat itu mereka yang berilmu tapi jauh dari etos amalanya, akan tetapi ada juga yang ingin berjuang memaksimalkan tenaganya tapi tidak didasari dengan semangat keilmuan maka, etos yang senantitasa terus kita kumandangkan sebagai Ikrar Pelajar Muhammadiyah adalah pelajar yang mau terus meningkatkan kualitas ilmunya tapi kemampuan ilmu yang juga diamalkan di dunia nyata” Pungkas Aly.
“Semangat SKM adalah semangat untuk belajar beramal, semangat SKM adalah semangat untuk tidak saja bersifat Fikriyah tetapi juga bersifat Amaliyah, etos amal dan etos kerja bagaimana mau mengimplementasikan apa yang ia dapat” imbuh Direktur Mu’allimin.
Nashiruddin Alwi, Ketua SKM ke-100 dalam sambutannya menyampaikan jika opening ceremony ini merupakan awal rangkaian Milad SKM ke-100 yang diselenggarakan oleh kader Tingkat IV.
“Dengan adanya budaya yang berpadu di Mu’allimin dari Sabang hingga Merauke yang berkumpul jadi satu di Mu’allimin harapanya mampu menghasilkan harmony antar satu dengan yang lain tanpa ada perselisihan antar satu suku dengan suku yang lain.” Tegas Alwi.
Akan ada beberapa agenda yang dilaksanakan dalam semarak Milad SKM ke-100 diantaranya Gadeta SKM, SKM Festival, Tabligh Akbar, Reresik Tandang Gawe, SKM Mengabdi, SKM Menyapa dan Closing Ceremony.
Seluruh rangkaian kegiatan SKM-100 diinisiai secara mandiri oleh siswa Kader Tingkat IV dan dapat diakses melalui Instagram @skm.moein.
Artikel Opening Ceremony Milad SKM ke-100 ; “Kemilau Harmoni Keberagaman Berpadu Bangkitkan Kader Abadi Berkemajuan Membawa Bahtera Menuju Langkah Baru” pertama kali tampil pada Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta – Sekolah Kader 6 tahun.
Sumber: Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta – Sekolah Kader 6 tahun