Mu’allimin, Yogyakarta – Kajian mendalam mengenai identitas Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, dakwah, dan tajdid menjadi krusial untuk memastikan bahwa nilai-nilai dan tujuan awal organisasi ini tetap hidup dan relevan dalam menghadapi isu-isu kontemporer, baik di ranah lokal, nasional, maupun global.
Sebagai organisasi Islam yang telah berdiri lebih dari satu abad, Muhammadiyah terus berkembang dengan melahirkan kader-kader yang memiliki berbagai latar belakang dan pandangan. Dinamika ini menciptakan beragam tipologi kader, mulai dari yang berpegang teguh pada nilai-nilai tradisional hingga yang mendorong inovasi dan pembaruan dalam berorganisasi. Keragaman ini merupakan kekayaan, tetapi juga dapat menimbulkan tantangan dalam menjaga kesatuan gerakan dan visi Muhammadiyah.
Kamis-Jum’at, 12-13 September 2024 bertempat di Kaliurang, Baitul Arqam Pegawai Mu’allimin digelar terlebih dahulu untuk sesi tenaga pendidik. Kegiatan perkaderan ini di ikuti oleh 120 pendidik di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Mengusung tema “Kuatkan Ideologi Persyarikatan, Wujudkan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berkemajuan” Baitul Arqam Pegawai Tahun 2024 ini mengundang jajaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk turut memberikan suntikan materi kepada tenaga pendidik sekolah kader itu, diantaranya Dr H Muhammad Saad Ibrahim MA, dr H Agus Taufiqurrahman, SpS MKes, Dr H Ikhwan Ahada SAg MA dan Amika Wardana PhD.
Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Direktur Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah H Aly Aulia Lc MHum, dalam sambutannya Aly Aulia menyampaikan jika Baitul Arqam ini sebagai moment untuk meneguhkan, menguatkan dan menyegarkan faham dan jati diri sebagai penggerak Persyarikatan Muhammadiyah utamanya dalam rangka untuk terwujudnya tujuan Muhammadiyah menjadikan Islam yang sebenar-benarnya.
“Harapannya dari kegiatan ini, para pegawai mampu mengetahui faham yang berkemajuan, wasatiyah, dan tentunya bisa dijadikan jawaban atas tantangan-tantangan yang akan datang, tentunya semua harus dijadikan momentum dalam rangka menegaskan, menguatkan dan menyegarkan kembali pemahaman-pemahaman yang berkaitan dengan Ideologi Persyarikatan Muhammadiyah” pungkas Aly Aulia.
Terbang dari Jakarta, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai Saad Ibrahim menjadi pemateri pertama yang menyampaikan tema “Kontekstualisasi Paham Keagamaan Muhammadiyah dalam Mencerahkan Semesta”. Selanjutnya, di hari pertama juga turut hadir Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dr Agus Taufiqurrahman yang menyampaikan tema “Menghayati kembali Makna Identitas Gerakan Muhammadiyah : Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam, Dakwah dan Tajdid”.
Tak hanya materi, kegiatan diluar materi seperti Tahajud, Kajian Ayat dan Senam juga turut dilaksanakan guna menyempurkan kegiatan Baitul Arqam Pegawai.
Memasuki hari ke-2, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta yang hadir turut menyampaikan tema “Akhlak Kader dalam Menghadapi Dinamika di Tubuh Muhammadiyah : Refleksi atas beragamnya Tipologi kader di Muhammadiyah” dan ditutup dengan materi IV dengan tema “Peran Guru Madrasah Mu’allimin Muhammadiiyah dalam menjadi manusia paripurna menuju tangga Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya” yang disampaikan oleh salah satu Alumni Mu’allimin yang menjadi Dosen di Universitas Negeri Yogyakarta dan sebagai Badan Pembina Harian Mu’allimin Mu’allimaat Muhammadiyah yakni Amika Wardana PhD.
Kegiatan ini akan dilaksanakan kembali pada 19-20 September 2024 dengan peserta seluruh Karyawan Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah dengan pemateri yang berbeda.
Artikel Kuatkan Ideologi Persyarikatan, Pegawai Mu’allimin Ikuti Baitul Arqam di Tahun 2024 pertama kali tampil pada Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta – Sekolah Kader 6 tahun.
Sumber: Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta – Sekolah Kader 6 tahun