Pemerintah Korea Selatan diperkirakan akan menyetujui permintaan dari enam universitas nasional untuk menurunkan kuota penerimaan sekolah kedokteran tahun depan. “Kami terbuka untuk menyesuaikan angka 2.000. Jika mereka memberikan pendapatnya kepada kami, tentu saja ada ruang untuk mempertimbangkannya secara positif,” ujar seorang pejabat kepresidenan kepada Kantor Berita Yonhap pada hari Jumat.
Keenam universitas, yang semuanya terletak di luar wilayah ibu kota, telah mengajukan permintaan ini pada Kamis (19/4) di tengah konflik berkepanjangan antara pemerintah dan komunitas medis. Pemerintah berencana untuk meningkatkan total penerimaan mahasiswa kedokteran sebanyak 2.000 mulai tahun depan, namun hal ini ditentang keras oleh para dokter yang justru meminta peningkatan perlindungan bagi dokter.
Permintaan ini akan dibahas dalam pertemuan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Han Duck-soo pada Jumat malam. Pejabat tersebut menekankan perlunya mengambil keputusan cepat mengingat jadwal penerimaan universitas yang sudah mendesak. PM Han dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk mengumumkan hasil pertemuan tersebut pada konferensi pers hari ini.
Selain itu, dalam pertemuan tersebut juga akan dibahas penyesuaian kuota pendaftaran untuk tahun 2026 dan seterusnya, karena pemerintah saat ini telah menyerukan penambahan 2.000 kursi setiap tahunnya. Sementara itu, sekitar 13.000 mahasiswa kedokteran berencana untuk secara kolektif mengajukan perintah pengadilan pada Senin depan untuk menghentikan perluasan kuota penerimaan mahasiswa. Pernyataan ini disampaikan oleh pengacara Lee Byeong-cheol yang mewakili para siswa pada Rabu (17/4).
Para mahasiswa dari 32 sekolah kedokteran di luar Seoul ini meminta pengadilan untuk menghentikan revisi rencana penerimaan yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah kursi sekolah kedokteran dengan penambahan sebanyak 2.000 kuota penerimaan, dengan 82 persen di antaranya berada di luar wilayah ibu kota.
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, telah bertemu dengan ketua perwakilan dokter magang, Park Dan, untuk pertama kalinya dan “mendengarkan dengan seksama” keluhan mereka mengenai rencana pemerintah untuk mereformasi medis. Pertemuan ini berlangsung dari pukul 2 siang hingga 4 sore di kantor kepresidenan, diungkapkan oleh juru bicara kepresidenan Korsel, Kim Soo-kyung.
Rencana ini telah menjadi isu hangat dalam pemilihan parlemen minggu depan, di mana Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa mencoba untuk kembali menjadi mayoritas di Majelis Nasional. Sejak awal minggu ini, kantor Yoon menyatakan bahwa presiden terbuka untuk pembicaraan dengan dokter junior, meskipun prospek untuk mengatasi kebuntuan ini masih belum jelas karena pemerintah hanya menunjukkan sedikit tanda-tanda akan mengurangi kenaikan kuota penerimaan sekolah kedokteran.
Sumber: OANA