Menteri Luar Negeri Türkiye, Hakan Fidan, pada hari Minggu mendesak komunitas internasional untuk menentang veto Amerika Serikat terhadap usulan keanggotaan Palestina di PBB dan mengakui negara Palestina. “Tidak adil jika Palestina tidak diizinkan menjadi anggota PBB. Kami meminta komunitas internasional untuk menentang ketidakadilan ini dan mengakui negara Palestina,” ucap Fidan dalam konferensi pers bersama dengan rekan sejawatnya dari Mauritania, Mohamed Salem Ould Merzoug, di Istanbul.
Selama pertemuan dengan Merzoug, Fidan menyatakan bahwa mereka membahas “pembantaian yang sedang berlangsung di Gaza,” dan menambahkan, “Sama seperti Türkiye, Mauritania juga mengadopsi kebijakan sensitif terkait isu Palestina, khususnya situasi di Gaza, dan memberikan dukungan sebanyak mungkin.” Fidan juga menegaskan bahwa Türkiye dan Mauritania berada dalam “solidaritas besar” terkait Gaza, dan akan terus bekerja sama untuk gencatan senjata yang mendesak dan penyampaian bantuan kemanusiaan yang tidak terputus.
Lebih lanjut, Fidan menyatakan bahwa upaya kedua negara akan terus berlangsung “tanpa henti hingga negara Palestina yang independen dan berdaulat dengan ibu kotanya di Yerusalem Timur dan integritas teritorial berdasarkan batas-batas tahun 1967, berhasil didirikan.”
Di sisi lain, Fidan menekankan bahwa Mauritania merupakan “faktor stabilisasi” di kawasan, dan Türkiye akan terus berupaya meningkatkan kerja sama keamanan dan kolaborasi ekonomi untuk stabilitas dan kemakmuran regional. Ia juga menyatakan bahwa mereka telah memiliki kesempatan untuk secara menyeluruh mengevaluasi hubungan bilateral selama pertemuan tersebut, menegaskan kembali tekad mereka untuk meningkatkan kerja sama di semua bidang, terutama dalam urusan ekonomi dan komersial.
Fidan menyoroti kontribusi penerbangan Turkish Airlines ke Mauritania terhadap hubungan ekonomi antar kedua negara, menekankan pentingnya perikanan dan akuakultur. Ia menyebutkan pentingnya menyelenggarakan komisi bersama untuk bidang ini. Upaya Türkiye untuk memperkuat ikatan kemanusiaan dengan “saudara-saudara kita di Mauritania” terus berlanjut, dengan mencatat bahwa jumlah siswa yang terdaftar di sekolah-sekolah yang dioperasikan oleh Yayasan Maarif Türkiye telah mencapai 1.224.
Fidan mengingatkan bahwa Mauritania telah mengambil alih kepemimpinan Uni Afrika (AU) pada Februari lalu, dan menekankan pentingnya bekerja sama dengan Mauritania dalam berbagai organisasi seperti PBB, Organisasi Kerja Sama Islam, dan AU. Ia menyampaikan tujuan untuk mengadakan pertemuan tinjauan menteri Türkiye-AU pada kuartal terakhir tahun ini dan telah mengadakan konsultasi dengan rekan sejawatnya mengenai hal ini.
Mengenai kawasan Sahel, Fidan menekankan pentingnya Ankara dalam mendirikan perdamaian, keamanan, kemakmuran, dan stabilitas yang berkelanjutan di Sahel Afrika Barat, mengingat tantangan keamanan serius yang dihadapi wilayah tersebut dan transformasi signifikan yang sedang berlangsung. Ia juga menekankan pentingnya keamanan strategis di wilayah tersebut, mengindikasikan kebutuhan untuk mendukung upaya negara-negara di kawasan tersebut untuk memastikan stabilitas dan keamanan.